Telepon:

+62.21.350.5906

Senin - Sabtu

9:00 - 17:00 WIB

Tanah Abang II No. 49-51

Jakarta 10160. ID

Select your language

JAKARTA. Meski harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) sedang keok, PT Jaya Agra Wattie Tbk terus bersemangat melakukan ekspansi penanaman lahan kelapa sawit. Pada tahun ini emiten dengan kode saham JAWA ini siap menambah areal penanaman baru seluas 3.652 hektare (ha).

Bambang S. Ibrahim, Direktur Keuangan Jaya Agra mengatakan penanaman baru areal kelapa sawit membutuhkan biaya Rp 52 juta per ha. Dus, Jaya Agra harus merogoh kocek sebesar Rp 189,90 miliar untuk penanaman baru.

Jaya Agra memiliki izin lokasi dan Hak Guna Usaha (HGU) di Kalimantan Selatan seluas 35.186 ha. Sampai akhir tahun lalu, perkebunan sawit yang telah ditanami mencapai 23.088 ha. Sebanyak 19.088 ha berstatus perkebunan inti, sisanya 4.000 ha adalah perkebunan plasma.

Bahkan, Jaya Agra juga berambisi untuk menambah luas lahan HGUnya. Saat ini, Jaya Agra sedang membidik areal perkebunan di wilayah Sulawesi seluas 30.000 ha. "Saat ini sedang dilakukan survei," kata Bambang.

Sampai kuartal pertama tahun ini, produksi CPO Jaya Agra dari perkebunan inti masih tumbuh hingga 30,7%. Kuartal pertama tahun lalu, produksi CPO dari perkebunan inti sebanyak 9.862 ton. Sementara pada tiga bulan pertama tahun ini, produksi dari perkebunan inti  12.891 ton.

Kenaikan produksi CPO pada kuartal pertama tahun ini, kata Bambang lantaran produktivitas tanaman tandan buah segar (TBS) milik Jaya Agra meningkat. "Usia tanaman sawit yang menghasilkan bertambah makanya produksi juga terkerek naik," jelas Bambang.

Sepanjang tahun ini, Jaya Agra menargetkan menargetkan produksi CPO sebanyak 51.168 ton, atau mengalami peningkatan 11% dibandingkan tahun 2012 lalu yang hanya 46.298 ton. Begitu pun juga dengan produksi TBS Jaya Agra ditargetkan meningkat menjadi 240.200 ton dari tahun sebelumnya sebanyak 214.071 ton.

Untuk mengimbangi produksi TBS yang terus bertambah dan luas lahan yang terus meningkat, Jaya Agra berniat membangun pabrik kelapa sawit baru di wilayah Kalimantan Selatan dengan kapasitas 45 ton TBS per jam. Ada pun nilai investasinya diperkirakan mencapai Rp 135 miliar. Jika pembangunan pabrik ini telah selesai, maka Jaya Agra akan memiliki dua unit pabrik kelapa sawit dengan kapasitas produksi mencapai 90 ton TBS per jam.

Read more

kontan.co.id - JAKARTA. PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) akan menggenjot produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tahun ini. Target produksi CPO sebesar 56.217 ton, lebih tinggi 21,4% dibandingkan tahun lalu yang sebesar 46.298 ton, diharapkan tercapai sehingga pendapatan perusahaan juga meningkat.

Bambang S. Ibrahim, Direktur Keuangan JAWA mengatakan, peningkatan produksi CPO akan didapat karena   usia tanaman sawit bertambah sehingga produktivitasnya lebih tinggi. Perusahaan ini juga akan meningkatkan pembelian tandan buah segar (TBS) dari pihak ketiga. "Ini masih target kasar, kita masih pantau terus situasi dan kondisi ke depan," katanya, Rabu (10/4).

Dengan bertambahnya usia produktif pohon sawit, tahun ini target produksi TBS sawit JAWA juga meningkat.

Dari target produksi TBS sebesar 267.000 ton pada tahun ini, sebanyak 164.750 ton akan didapat dari perkebunan inti dan sisanya dari pembelian pihak ketiga. Pada tahun lalu realisasi produksi TBS baik dari pihak ketiga maupun kebun inti JAWA mencapai sebesar 136.457 ton.

Ekspansi karet

Untuk mendukung ekspansi perusahaan di masa depan, pada tahun ini Jaya Agra Wattie menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 570 miliar. Dana itu akan digunakan pengembangan lahan tanam sawit seluas 4.000 hektare (ha) dan lahan karet seluas 5.500 ha.

Menurut Bambang, investasi penambahan lahan sawit maupun karet untuk setiap hektare cukup besar. Tanpa merinci lebih detail, Bambang bilang setidaknya perlu sekitar lebih dari Rp 50 juta per ha untuk penambahan lahan.

Hingga 2012, luas perkebunan kelapa sawit Jaya Agra Wattie yang telah menghasilkan 8.740 ha. Perinciannya, 5.609 ha adalah tanaman dengan usia sekitar empat tahun hingga tujuh tahun dan 3.131 ha merupakan berisi tanaman sawit usia sekitar delapan tahun hingga 17 tahun.

JAWA juga memiliki lahan perkebunan yang masih belum menghasilkan alias immature seluas 12.447 ha, termasuk 4.000 ha lahan perkebunan plasma. Seluruh perkebunan kelapa sawit perusahaan ini terletak di Pulau Kalimantan.

Selain menambah lahan tertanam karet dan sawit baru, perusahaan ini juga berencana untuk menambah cadangan lahan atau landbank seluas 50.000 ha di Kalimantan dan Sulawesi pada tahun ini. Lahan baru itu akan menambah total landbank karet JAWA yang pada pertengahan 2012 mencapai 31.100 ha.

Dari situs resminya disebutkan JAWA memiliki kebun karet tertanam seluas 10.723 ha. Dari luas tersebut, sebanyak 5.126 ha masih kecil dan belum menghasilkan sedangkan 5.597 ha sudah dewasa. Perkebunan karet JAWA terletak di Pulau Jawa dan Kalimantan.

Selain berkecimpung di bisnis sawit, JAWA memang banyak bermain di bisnis karet. Pada 2012 lalu, perusahaan ini mampu memproduksi karet sebesar 6.646 ton, turun tipis dari tahun sebelumnya yang sebesar 6.681 ton. JAWA juga berbisnis kebun kopi dan teh.

Untuk kopi, JAWA memiliki kebun seluas 536,02 ha, dari jumlah itu sebanyak 99% sudah menghasilkan dan 1% lainnya belum dewasa. Sedangkan kebun teh JAWA mencapai 504,3 ha yang semuanya sudah dewasa.

JAWA juga mengelola pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas terpasang sebesar 45 ton per jam dan pabrik crumb rubber dan ribbed smoked sheet berkapasitas 13,5 ton dan 3 ton di Pulau Jawa. Terkait harga CPO dan karet yang masih berfluktuasi, Bambang bilang masih wajar harus dihadapi sehingga tidak akan terlalu mengganggu target ekspansi perusahaan.

Read more

 

 

Pemegang saham utama PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) yaitu PT Aji Lebur Seketi menjual saham JAWA sebanyak 717,19 juta saham atau setara kepemilikan saham 19% dengan harga Rp590 per saham pada 10 April 2013.

Direktur PT Jaya Agra Wattie Tbk, Bambang Ibrahim mengatakan, total penjualan saham tersebut sekitar Rp423,14 miliar. Saham JAWA tersebut dijual kepada PT Sinar Kasih Abadi yang juga pemegang saham perseroan. Selain itu, PT Sinar Kasih Abadi juga membeli 19,15 juta saham atau setara 0,51% dari total saham beredar dengan harga Rp500 per saham sehingga total penjualan saham Rp9,57 miliar dari masyarakat. Transaksi penjualan saham ini dilakukan di pasar negoisasi.

"Tujuan dari transaksi tersebut untuk meningkatkan penyertaan saham PT Sinar Kasih Abadi di Perseroan dan divestasi kepemilikan saham PT Aji Lebur Seketi di Perseroan," ujar Bambang, seperti dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (11/4/2013).

Adapun kepemilikan saham setelah transaksi jual beli antara lain PT Sinar Kasih Abadi sekitar 70,51% dan masyarakat sekitar 29,49%. Sebelumnya kepemilikan saham sebelum transaksi jual beli saham antara lain PT Sinar Kasih Abadi sekitar 51%, PT Aji Lebur Seketi sekitar 19%, dan masyarakat sekitar 30%

INILAH.COM, Jakarta - PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) menunda penerbitan obligasi pada 2012. Kemungkinan perseroan menerbitkan obligasi pada semester pertama 2013.

Hal itu disampaikan Direktur Keuangan PT Jaya Agra Wattie Tbk Bambang Ibrahim, saat dihubungi INILAH.COM, pekan ini. " Proses ratingnya mundur dan belum selesai jadi rencana penerbitan obligasi juga mundur ke tahun 2013," ujar Bambang,

Menurut Bambang, proses rating yang belum selesai karena memerlukan banyak data sehingga memerlukan waktu. Penerbitan obligasi perseroan akan dilakukan pada semester pertama 2013. Dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk ekspansi usaha tahun depan.

Sebelumnya pengumuman penerbitan obligasi itu telah dilakukan pada April 2012. Total penerbitan obligasi perseroan dikabarkan mencapai Rp500 miliar. Pada perdagangan saham Jumat (14/12/2012), saham JAWA melemah 1,28% ke level Rp385 per saham.

Read more

 

Halaman 1 dari 2